Cara Menjaga Organ Reproduksi Wanita

Banyak beberapa bagian yang perlu dijaga demi kesehatan, salah satunya yaitu bagian vital pada tubuh. Ada beberapa bagian vital pada tubuh wanita yang sangat penting untuk dijaga kesehatannya, salah satunya adalah organ reproduksi wanita. Organ reproduksi wanita merupakan organ terpenting wanita yang harus dirawat dan dijaga. Organ reproduksi wanita harus dijaga kesehatannya, karena organ reproduksi wanita memiliki peran penting, seperti dalam hubungan seksual, menstruasi, produksi dan perkembangan sel telur, kehamilan hingga proses persalinan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan organ reproduksi cukup penting untuk dilakukan. Bagi sebagian wanita, menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi merupakan hal yang susah-susah gampang untuk dilakukan, serta bisa memberikan akibat yang fatal bila mengalami gangguan pada organ reproduksi tersebut.

Ada beberapa bagian organ reproduksi wanita yang penting untuk dikenali, seperti vagina, klitoris, serviks atau mulut rahim, rahim, tuba falopi, dan ovarium atau indung telur. Bagian-bagian organ reproduksi wanita tersebut sangat penting untuk dijaga kebersihan dan kesehatannya.

Sebelum masuk pembahasan cara menjaga organ reproduksi wanita, yuk kita bahas fakta cairan organ reproduksi yang perlu diketahui:

1. Menuju masa menstruasi

Beberapa hari setelah ovulasi, debit cairan miss V akan melambat lagi. Jika siklus ini cukup biasa, umumnya wanita akan mendapatkan haid sekitar 14 hari setelah berovulasi (masa subur). Pada saat itu wanita juga dapat melihat cairan putih secara berkala.

2. Mengalami stres

Meski sering dialami banyak wanita, namun tidak banyak wanita yang tahu bahwa stres dapat mempengaruhi jumlah cairan miss V. Namun jangan khawatir, dengan mengelola emosi diri, cairan keputihan dari Miss V akan kembali normal.

3. Adanya infeksi

Beberapa perubahan yang terjadi pada cairan vagina dapat diketahui dari bau dan tekstur cairan itu sendiri.

Menurut Hilda Hutcherson MD, seorang profesor Obstetri dan Ginekologi di Columbia University College of Physicians and Surgeon, ada 3 warna cairan yang dapat menjadi indikator dari ada atau tidaknya infeksi pada vagina. Warna keabu-abuan, merupakan gejala umum dari infeksi bakteri vaginosis yang disertai dengan bau busuk. Kuning atau hijau, bisa menunjukan bahwa sel-sel dara putih telah terlibat infeksi menular seksual. Cokelat, disebabkan oleh dara kering yang mengisyaratkan adanya infeksi yang menyebabkan peradangan. Jika sudah mengalami hal seperti ini sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter.

4. Adanya sisa darah menstruasi

Tidak perlu merasa panik ketika mengalami kondisi ini. Keadaan ini biasanya terjadi akibat ada darah menstruasi yang masih tersisa. Akan tetapi, hal ini tetap perlu menjadi perhatian kita sebagai perempuan, sebab ada kemungkinan miss v mengalami infeksi rahim, panggul, atau sedang mengalami kehamilan.

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi wanita, yaitu:

1. Perbanyak konsumsi makanan sehat dan bergizi

Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung protein, lemak sehat, antioksidan, serat, vitamin dan mineral dapat menjadi salah satu cara dalam menjaga kesehatan organ reproduksi wanita serta dinilai cukup efektif dalam menunjang kesehatan organ reproduksi wanita. Selain mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum 8 gelas air mineral setiap harinya juga dapat membantu menjaga kesehatan organ reproduksi wanita.

2. Melakukan manajemen stres dengan baik

Melakukan manajemen stres dengan baik dan istirahat yang cukup juga harus dilakukan. Stres yang berlebihan bisa menyebabkan depresi, rasa cemas, hingga gangguan kesuburan. Oleh karena itu, melakukan manajemen stres dengan baik dinilai penting agar tidak berdampak buruk pada kesehatan organ reproduksi. Selain itu, mencukupi waktu istirahat dengan tidur setidaknya 7-9 jam setiap malamnya juga dapat dilakukan untuk hasil yang lebih optimal.

3. Menjaga kebersihan organ intim

Menjaga kebersihan organ intim mampu mencegah diri terjadinya gangguan kesehatan organ reproduksi. Contohnya dengan membersihkan vagina dengan benar setelah buang air kecil. Karena kuman bisa saja masuk ke area miss v hingga menyebabkan infeksi bila miss v tidak dibersihkan secara benar. Membersihkan miss v dengan membasuh air dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus), bukan dari belakang ke depan (dari arah anus ke vagina). Selain itu, memakai sabun khusus kewanitaan yang mengandung alkohol, pewangi atau antiseptic sangat tidak disarankan. Karena sabun jenis ini dapat membunuh bakteri normal di miss v dan menyebabkan iritasi.

4. Hindari Aktivitas yang Berdampak Buruk

Ada beberapa aktivitas buruk yang perlu dihindari agar kesehatan organ reproduksi tetap terjaga, seperti: merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan dan suplemen hingga perilaku seks berisiko.

Merokok dapat mengurangi jumlah dan kualitas sel telur hingga mengganggu kesehatan rahim pada perempuan. Kemudian, mengonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan meningkatnya risiko gangguan ovulasi. Serta perilaku seks berisiko atau berhubungan seks tanpa kondom dan sering berganti pasangan seksual, dapat menyebabkan penyakit menular seksual.

5. Gunakan celana berbahan katun dan tidak terlalu ketat

Bahan katun bersifat breathable sehingga efektif melancarkan sirkulasi udara di area kemaluan dan dapat menyerap keringat. Jangan lupa untuk mengganti celana dalam secara teratur, terutama jika sudah terasa basah atau lembab. Dengan begitu, miss v bisa lebih sehat terbebas dari infeksi jamur dan bakteri.

6. Menggunakan kontrasepsi dengan bijak

Sebelum memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi tertentu, lebih baik jika kita mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter atau praktisi kesehatan. Alasannya karena penggunaan alat kontrasepsi hormonal mungkin bisa membuat miss v menjadi kering.

7. Minum banyak air putih

Sama seperti bagian tubuh lainnya, sistem reproduksi juga dapat mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, cukup minum dapat membantu mencegah miss v kering. Miss v kering inilah yang sering menjadi penyebab hubungan seksual menjadi kurang nyaman hingga meningkatkan risiko infeksi.

8. Gunakan pelumas

Kelembaban organ kewanitaan tiap wanita tidaklah sama. Beberapa faktor yang mungkin saja mempengaruhi kelembaban tersebut seperti kurangnya stimulasi, stres, menopause, atau efek samping obat.

Hal ini tentu perlu menjadi perhatian kita sebagai istri ketika akan bercinta dengan pasangan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kondisi miss v yang kering dapat menimbulkan rasa sakit saat bercinta. Nah, solusi untuk masalah ini selain minum banyak air putih, adalah dengan menggunakan pelumas. Untuk menghindari risiko infeksi jamur saat memakai pelumas, sebaiknya pilihlah pelumas yang berbahan dasar air atau water base.

9. Mengutamakan penggunaan kondom

Penggunaan kondom saat bercinta bukan hanya untuk mencegah penularan PMS (penyakit seksual menular) saja, melainkan dapat menyeimbangkan pH miss v sekaligus menyehatkan bakteri baik selama berhubungan intim dengan pasangan.

Kesehatan miss v bukan hanya dipengaruhi oleh faktor fisik, melainkan faktor psikologis. Tentu setiap wanita memiliki tingkat kesehatan organ kewanitaan yang berbeda- beda dengan kondisi yang selalu berubah-ubah. Selama tidak menimbulkan keluhan seperti bau menyengat, gatal, dan nyeri, hal ini tidak perlu kita pusingkan. Jadi, itulah beberapa cara yang dapat kita terapkan supaya kesehatan organ kewanitaan kita tetap terjaga. Selain dapat mencegah penyakit di area kewanitaan, menjaga kesehatan organ reproduksi juga bermanfaat dalam menjaga kualitas kesuburan hingga memperbesar peluang kehamilan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan organ reproduksi wanita penting untuk dilakukan oleh setiap wanita.